Masih ingatkah kalian denganku? Ya! Aku, satu-satunya orang yang menolak mengikuti perpisahan akhir SMP.

Terserah kalian mau menganggapku apa. Entah kalian mengira aku ini hanya mencari-cari alasan atau sekedar membual, itu hak kalian. 

Lagipula aku tidak akan mau bersusah payah merangkai kalimat pembelaan agar diriku terlihat benar dan berwibawa. 

Tunggu saja waktunya dan lihatlah kelanjutannya, apakah ini akan menjadi sebatas ocehan seorang remaja, waktu yang akan menentukannya.


Ini adalah keinginan egoisku kepada kalian yang mengerti arah pembicaraan ini mau dibawa kemana, agar kalian mau membacanya sampai habis, lalu setelah itu aku tidak perduli entah kalian bisa memaklumiku atau merasa bodo amat denganku.

Bukan karena tidak setia kawan atau tidak memperdulikan kebersamaan, namun aku memanglah bukan tipe orang yang memiliki pemahaman seperti itu. 

Dalam artian yang 'bukan tidak perduli', namun lebih kepada pemahamanku mengenai arti perpisahan itu sendiri yang aku pahami berbeda dengan kebanyakan orang.

Bagiku kata perpisahan itu sendiri tidak relevan, ya aku tidak percaya perpisahan itu ada, dan orang-orang mencoba membuat seakan-akan acara perpisahan adalah yang terakhir, sebagai formalitas agar perpisahan yang menyakitkan itu terasa menyenangkan, maka dari itu agar adil aku menganggapnya tidak ada. 

Perpisahan hanyalah omong kosong. Kita tidak akan berpisah, toh jika kata orang hanya maut yang bisa memisahkan, maka kita masih bisa berjumpa entah itu di neraka atau di surga. 

Namun yang pasti aku tetap ingin menjadi sahabat kalian, entah dimanapun tempatnya. Ya jika kalian ingin merayakannya silahkan lagipula perpisahan tahun ini dibatalkan (Covid). Intinya haram bagiku menghadiri perpisahan.

Ribetkan jadi diriku? Hal sederhana yang biasa saja bagi kebanyakan orang malah diribetin dan dicari-cari hakikatnya. 

Jika sebelumnya kalian berkata "Enak ya jadi nafis, udah pinter, ranking 1 lagi" kusarankan kalian untuk menarik kata-kata itu kembali, tidak ada enaknya, tidak ada untungnya namun yahh mau bagaimana lagi inilah diriku, dan satu-satunya hal bisa kulakukan adalah berdamai dengan diri sendiri.

Post a Comment

أحدث أقدم