Berbangsa dalam Kehancuran
Manusia diciptakan dalam keadaan berbangsa dan bersuku-suku untuk saling mengenal? Benarkah kalimat itu sesuai realita yang ada sekarang ini?Manusia sekarang ini malah mempergunakan itu sebagai alasan untuk saling memerangi satu sama lain, menindas satu sama lain, membasmi satu sama lain hanya karena dianggap tidak satu suku, ras, serta bangsa.
Sudah berjuta-juta nyawa umat manusia dikorbankan ataupun terbunuh hanya karena alasan kebangsaan dan nasionalisme buta atau yang bisa kita sebut dengan fasisme.
Sekarang di zaman yang modern ini juga sentimen seperti itu, percaya tidak percaya masih mengakar di masyarakat kita sekarang ini namun bentuknya sudah menyamar menjadi sesuatu yang lebih samar.
Bahkan Indonesia sebagai bangsa yang tercipta dari hasil fusi berbagai macam suku masih belum bisa terlepas dari stigma pribumi dan pendatang yang selalu dikoar-koarkan pihak mayoritas yang mendominasi negeri ini.
Memang bentuk nasionalisme yang ada sekarang sudah jauh lebih baik dan toleran daripada mimpi buruk yang terjadi selama perang dunia 1 dan 2 yang terjadi karena kecintaan yang tak terkendali serta kebanggaan buta atas nama suku bangsa serta negara. Namun bagiku itu masih belum cukup.
Buat apalagi manusia memakai identitas bangsa dan nasionalitas? Untuk apalagi batas-batas negara diciptakan?
Buat apalagi nasionalisme diajarkan di sekolah-sekolah jika ujung-ujungnya hanya menciptakan sekat-sekat pemisah antara masyarakat diseluruh dunia ini.
Tidak bisakah manusia diseluruh dunia ini bersatu dalam satu naungan, One World Order? Bisakah itu terjadi?
Post a Comment