Berbicara Mengenai Impian Seorang Nafis
Jika kita berbicara mengenai impian, atau yang kalian sering sebut juga itu dengan cita-cita. Hal-hal yang ingin kita raih, dapatkan, atau bisa juga kita peroleh itulah yang dinamakan impian.
Namun jika kita menelaah lebih jauh lagi tentang apa itu impian yang juga merupakan visi kita untuk masa yang akan datang, unsur-unsur apa sajakah yang menjadi pembentuk dan penyusun impian tiap-tiap orang tersebut.
Jelas disini kita menyadari setiap orang, setiap individu, atau bahkan komunitas tentunya memiliki impian yang berbeda-beda tergantung personal/community preferences mereka.
Kenapa ini perlu dan penting untuk dibahas? Karena dengan mengetahui darimana akar, asal muasal terbentuknya sebuah impian dari dalam diri kita akan menjadi penentu apakah kita punya alasan dan kemampuan untuk memperjuangkan mimpi kita tersebut, atau pertanyaan-pertanyaan lain yang serupa seperti, "Apakah pantas bagiku untuk mempertahankan mimpi ini?" atau "Apakah aku harus berhenti untuk berusaha demi meraih mimpiku ini?"
Pada dasarnya impian seseorang terbentuk karena kedua faktor ini, atau mungkin salah satu darinya, yakni Harapan (Hope) dan Hasrat (Ambition).
Dari sinilah kita bisa menilai bagaimana kita akan memperjuangkan dan mengusahakan agar mimpi kita tercipta, apa itu sekedar angan-angan saja? Apakah mimpimu itu hanya sebatas perkataan diujung lidah saja tanpa adanya tindakan?
Atau kau hanya ingin menjadikan impianmu itu sebagai sebuah negeri mimpi utopia yang mana selalu kau kunjungi tatkala terlelap tidur?
Jika kau ingin menikmati hari-hari dalam hidupmu seperti itu, maka silahkan lakukan itu. Namun jangan tanya aku dimana, karena aku tidak mau berakhir seperti itu dan sibuk dalam sebuah perjalanan demi mencapai apa yang kucita-citakan.
Jika kau bertanya apa cita-citaku, aku punya impian yang berasal dari sebuah harapan, bukan ambisi apalagi optimisme.
Yakni demi umat manusia yang lebih baik lagi, menjaga keberlangsungan peradaban umat manusia agar jangan sampai mengalami kehancuran walau diantara sesama kitapun ada yang dengan bodohnya mengantarkan manusia menuju keterbelakangan.
Post a Comment